Menjadi Fasilitator (pendamping kelompok) untuk retret ini
adalah kali keduaku. Pertama kali dengar kabar bahwa aku harus menjadi
fasilitator, jujur aku meremehkannya. Sebelumnya, aku telah menjadi fasilitator
untuk retret di SMA yang cukup borjou.
Aku tau bila sekolah ini adalah untuk kalangan ekonomi menengah bawah. Hari
terus berlanjut dan tibalah hari h itu. Meski
aku meremehkannya, tapi aku tetap berharap, aku bisa mendapat sesuatu. Meskipun
aku datang untuk melayani, aku juga berharap untuk di sembuhkan juga.
Dan ternyata.. aku sungguh menyesal karena aku ga bener2
bawa doa untuk setiap anak-anaknya. Aku sungguh menyesal karena aku ga bw doa
bener2 waktu bikin surat. Aku benar-benar nyesel. Aku nyesel karena meremehkannya.
Pelayanan ini adalah pelayanan istimewa. Karena aku bisa bertemu dengan banyak
hal istimewa.
Dalam retret ini aku bener-bener mau melepas semuanya. Masalahku,
perasaanku, atau apapun itu. Aku berusaha menyatu dengan mereka dengan
senyuman. Aku menyapa mereka, melakukan apa yang baik, memberikan cinta dan
perhatian yang biasanya aku gengsi untuk melakukannya. Setelah melakukan
pendekatan, mereka mau terbuka denganku. Aku tau salah satu anggota kelompokku
ada yang papanya meninggal, dan digantikan dengan ayah tiri yang suka marah2. Dan
dalam kelompokku juga ada anak yang berharap bisa membunuh ayahnya. Dia bahkan
sudah menganggap ayahnya mati, dan kini ibunya terkena penyakit batu ginjal,
sementara ibunya harus tetap menghidupinya dan kakaknya. Dan kini ia tumbuh
menjadi anak yang agak sensitive. Anggota kelompokku yang lain ada yang berasal
dari keluarga baik-baik, hanya saja keinginannya untuk diakui di teman-temannya
cukup besar, sehingga ia begitu ingin sekali menonjol dan membuat geng yang
mendapat cap negative di kelasnya, meskipun aku tau dia bukanlah pembuat onar
itu. Anggota kelompokku yang lain tidak menceritakan banyak tentang dirinya. Mereka
adalah tipe yang hidupnya mengalir biasa saja. Tidak ada masalah yang besar,
dalam keluarga, ataupun pertemanan. Bisa di katakan adalah orang yang cuek dan
berada dalam zona aman.
Bukan hanya anggota kelompokku, anggota kelompok yang lain
ternyata mempunyai keunikan sendiri dalam keluarganya. Ada yang harus bekerja
untuk menghidupinya, ada yang salah satu orang tuanya pemabuk dan suka
memukulinya dan ibunya. Ada yang agak autis dan tidak punya teman. Aku, yang
selama ini berada dalam zona aman,tidak pernah menangis untuk beberapa hal,
karena menurutku tidak ada luka, kini aku bisa sedikit membuka mataku. Ada banyak
luka dimana-mana. Hidup ini, orang-orang didalamnya. Banyak hal-hal salah yang
terus dilanjutkan sehingga banyak luka. Banyak yang harus diperbaiki,banyak
yang harus tau bahwa Tuhan itu baik, dan setiap manusia harus juga berbuat
baik, harus mau mengampuni, harus mau membuka diri dan memberi. Sesulit apapun
itu, karena Tuhan telah terlebih dahulu melakukannya untuk kita.
Pelayanan ini membuatku melihat. Aku cukup kagum dengan romo
kepala sekolahnya. Romo kepala sekolah benar-benar Mengenal tiap anaknya. Bukan
hanya hafal setiap nama anaknya, tetapi juga memahami setiap karakter dan latar
belakang keluarganya. Tidak ada satupun yang ia tidak tau. Bahkan, katanya,
bila muridnya ada yang tidak masuk, romo akan turun tangan untuk menjenguk ke
rumahnya secara pribadi. Wow! Room benar-benar peduli akan setiap anaknya.dia
juga pribadi yang hebat. Untuk menenangkan satu kelompok untuk saling
mendengarkan aja butuh emosi yang luar biasa, apalagi 1 sekolah. Romo nya
benar-benar sebagai teman dimana anak-anak mau terbuka, tetapi juga sebagai
kepala sekolah yang dihormati anak-anak. Dia juga berkata dan berterima kasih
ke kita yang mau mengorbankan waktu dan sebagainya. Ia berkata klo kita telah
ditaklukan oleh roh kudus, sehingga mau meluangkan dan memberi ke mereka. Aku memang
sudah merasakan terlebih dahulu kasih setia Tuhan, dan aku memang ditaklukan
roh kudus, tetapi romo itu juga ditaklukan oleh roh kudus. Buktinya mau
melayani sampai segitunya, sampai memberikan hidupnya. Amazing.
Bagiku, ada sekolah yang mungkin mengejar popularitas, nama
baik, jumlah orang, prestasi dan sebagainya. Tetapi ada juga sekolah yang menerima
orang yang bermasalah untuk disembuhkannya. Financial, dan latar belakang
keluarga yang buruk tetap diterima mereka, sebagai bentuk pelayanannya untuk
menyenangkan Tuhan.
Tidak ada yang
kebetulan, aku berada dalam pelayanan, aku ikut menjadi fasilitator, aku
bertemu dengan mereka semua..
Mereka, membuka
mataku..
Bersyukur bisa
melayani, dan ditaklukan oleh Roh kudus..
Jangan ragu Tuhan
untuk terus taklukan hatiku…