Selasa, 22 Maret 2016

jalan sama tapi kok bisa sana lebih sukses?

Ini kisah perjalananku..
Kemarin waktu tio speaker, aku mendengarkan.
Aku mulai merenung dan sadar, ternyata yang dia ceritakan aku bahkan tahu hampir semua.
Aku tahu rahasia dibalik kesuksesannya.
Aku bahkan berjalan dijalan yang sama.
Canvasing toko, canvasing door to door. Bahkan aku yang ngajak “ayo canvas disini atau disitu”, karena aku terlalu takut untuk action sendirian.
Dan sadar, aku memang masih lum pinter lek suruh prospek sendirian. Bukan berarti tio dulu juga sudah berani canvas sendirian. Tapi memang harus kuakui dia memang lebih pinter nangkep yang diajarin. Lebih profesional gaya bicarane, lebih mudah inget yang harus dijawab handling. Lebih menarik secara penampilan, dsb.
Dan beberapa langkah berbedanya memberi efek yang besar. Artinya, Cuma sedikit langkah berbedanya daripada aku justru membuatnya closing. Tapi menurutku itu hanya perbedaan kecil. Dan perbedaan kecil yang kuremehkan ternyata membawa efek besar. Dia bisa naik kelas, sementara aku masih dikelas yang sama.
Bukan aku menulis ini membuat aku untuk jadi iri. Tapi ini untuk menyadarakan diriku, bahwa sebenarnya kesuksesan itu dekat juga sama aku, Cuma aku yang meremehkannya dan tidak menangkap kesempatan.
Contoh :
1.       Dia closingin saudaranya yang tersisa (yang sisadari yang diambil pak ivan, ko paul,dsb), aku juga closing saudaraku yang bisa diikutkan (karena keluargaku terlalu kolot sama inssurance, dan dari mama sudah ikut asuransi yang cukupbesar), hanya saja saudaranya tio dikit, tapi langsung closing besar, sementara aku mereka masih lum percaya jadi ambil closing kecil.
2.       Teman2nya tio juga teman2ku. kalau diliat bahkan seharusnya aku punya nilai plus, karena temen2 pas kuliahku banyak, karena aktif dikegiatan. Sayangnya aku memang suka punya banyak teman, tapi hanya sedikit yang memiliki hubungan benar2 baik.
waktu SMA aku masih tumbuh menjadi anak yang minder, dan kurang bergaul, sehingga kalau sama anak2 PA-PMR aku ga punya nyali untuk prospek mereka. Dan tio memang lebih deket sama mereka, jadi tio rekrut mereka.
Biar imbang, aku juga rekrut orang dimana aku sudah jadi percaya diri. aku merekrut teman2 pelayananku, atau teman kosku. Sayangnya mereka beda dengan ko harjo, dkk. ko harjo mau jalan, sementara agentku tidak mau jalan. Karena mungkin aku tidak memperlakukan mereka dengan baik (maksudnya kadang aku pelit, kurang perhatian, dsb), atau mungkin aku belum ketemu orang yang tepat.
3.       Penampilan. Lek ini jangan ditanya. Semua orang tahu tio cantik dari sananya. Cuma aku baru sadar akhir2 ini, kalau aku juga cantik, kalau dandan. Dan aku malas untuk dandan, karena itu alay. Aku harus beli baju2 mahal, sementara uangku masih terbatas. Aku ga suka berpenampilan lebih dari standar, apalgi teman2ku kebanyakan tidak dandan. Padahal meski cantik begitu, tio tetap melakukan perawatan, dengan dandan dan beli baju bagus. Dia masih memaintence penampilannya, sementara aku, yang penting cepet.
4.       Dia closingkan dari keluarganya sendiri, hampir separuh jalannya dia. Ini aku angkat tangan deh. Papaku saja Cuma isa ambil1jutaan, aku ambil dibawah 500rb, mamaku sudah ambil besar dan harus bayar sendiri, adikku sudah ambil 500rb dan sementara cukup dulu. Nanti kalau aku bisa ambilkan lebih besar, baru aku ambilkan.
5.       Beberapa kali canvasing memang aku memilih yang nampaknya lebih rendah, karena aku kurang percaya diri ketemu orang yang mukanya galak, yang tampang bos2 sejati. Padahal kalau aku ketemu, mereka juga baik kok. Aku bahakn juga bisa ngobrol hangat dengan mereka. Hanya saja ketakutanku membuat aku memilih orang yang salah. Padahal hanya 2x aj, tapi akibatnya tio bisa closing big case, sementara aku closing kecil. Ya meskipun itu ada unsur takdir juga, kalau misalkan sama aku belum tentu jadi closing. Wkwk.. tapi itu beda dikit di awal yang bisa fatal.
6.        Kemampuan tio memang lebih hebat. Aku harus akuilah. Kalau soal handling, aku ga bisa hafal. Aku suka punya pola pikir negatif yang menjatuhkan. Yang bkin lupa aku harusnya jawab bagaimana. Padahal aku punya kelebihan. Menurutku aku mulai pandai di appoarching. Aku memang dasarnya kepo. Suka kepoin orang, bisa ingat hal2 kecil yang ga penting. Contoh ya, kalau orangnya cerita pacarnya lagi dijakarta, aku ingatnya bukan nama orangnya tapi ‘aku habis prospek orang yang pacarnya dijakarta’ , begitu caraku ngingat, dan sekaligus jadi kelebihanku sebenarnya. Makanya beberapa kali aku nemeni orang, yang baru sekalipun kaya henry (dan ditambah keberuntungannya dia bisa ketemu orang tepat) aku yang bantu appoarchingkan di awal, atau ko andre juga (yang apporoaching selalu tanya ‘sudah makan?’ berkali kali). Kalau untuk kemampuan approaching  memang sama tio setaraf lah. Tio juga lumayan pinter buat approach. Dan nilai lebihnya di tadi itu, di profesional cara jawabnya, handling dan pengetahuannya, padahal akuikut training yang sama, dan dapet ilmu dengan cara yang sama, kemampuan nangkepnya lebih cepet mungkin juga.
Sebenarnya paling dasar dari semua, adalah soal pola pikir. Sadar ga sadar, tio lebih positif dari aku. Meski aku baru sadarin kalau aku juga sama kayanya sama tio (kalau dulu kan aku sadarnya tio kaya pol, dan aku ga punya duit, jadi aku harus hemat). Aku ga kalah cantik dari tio (meski tio dari sananya sudah cantik, dan aku harus menambah 5menit untuk dandan lebih lama agar bisa jadi sama cantiknya). Aku punya temen2 yang sama2 hebatnya dengan tio (Cuma aku kurang menyadari potensi itu, aku selalu merasa orang yang berada di tio, yang ngejar tio lebih hebat2, atau temennya tio lebih keren, meski setelah dicurhatin ternyata temen2nya ya sama saja kok. yang ngejar tio juga ada yang aneh, seperti yang ngejar aku.Cuma aku selalu merasa negatif).
Ini soal pola pikir, aku punya pola pikir negatif yang sudah masuk kedalam darah dagingku. Yang tumbuh lewat sejarah dihidupku, yang sudah membentuk aku lewat kisah pahit dan manisnya.
Tapi katanya, aku mau mengampuni masa laluku. Aku mau mengampuni orang yang membentuk aku jadi penakut. Aku mau mengampuni orang yang membuat aku berpikir negatif. Dan katanya kamu mau bebas berkarya?? Katanya Tuhan ada didalam kamu dan kamu pasti dimampukan?
Karena sadar ga sadar, itu hal kecil yang kamu remehkan dan berakibat fatal, mengakar dan mengakibatkan keterlambatan keberhasilan ini.
Meskipun nampak langkahnya sama, beda sedikit, dan fatal.
Aku tahu kok Tuhan selalu sediakan semuanya indah pada waktuNya. Dan aku tahu kok, kalau ini berarti ada faktor ‘x’ yang diluar kendaliku. Mungkin juga Tuhan sedang mempersiapkan aku, dan memang Tuhan belum kasih itu, karena ada sesuatu yang harus kuubah.
Mungkin juga lewat hal2 kecil itu.


Maka kata tuannya itu kepadanya : baik sekali perbuatanmu itu,hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (matius 25:23)