Kamis, 26 Juli 2012

Ekaristi


Aku kemarin ikut pd kmisan, nah disana temane tentang ekaristi yang di bawakan oleh Romo Agus. aku jadi tau lebih banyak tentang ekaristi, bahwa ekarisiti tidak Cuma kewajiban mengikuti misa belaka. Bahkan katanya Romo Agus, Ekaristi bukan hanya misa, “Misa itu perutusan di akhir, itu misa”, bukan juga hanya komuni  “Komuni itu waktu menerima Tubuh Kristus”, Ekaristi lebih dari itu. “Ekaristi diartikan syukur kepada Tuhan” kata Romo Paroki HKY itu.
Bagaimana dengan Misi mengikuti Ekaristi? “Semua orang dari kecil selalu ditanya mengenai cita2 mereka ketika dewasa, begitu juga dalam mengikuti ekarisiti, apa cita2mu?” tanya Romo. Tuhan punya misi lewat ekaristi, Ia ingin kita bisa hidup dengan harmonis. Karena semua telah dilakukanNya, hingga Ia mengirimkan utusan yaitu AnakNya sendiri. Bagaimana dengan kita? Apakah kita datang untuk Ekaristi untuk mendengerkan kotbah? Ato hanya sekedar kewajiban? Setiap kali kita datang Ekaristi, kita harus mempunyai Kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan Allah.
Ini aku akan bagikan sedikit tata cara yang harus dilakukan selama Ekaristi, “Setiap perayaan Ekaristi mempunyai makna, bukan hanya sekedar berjalan, atau membosankan, tapi sungguh sakral”,katanya.
  1. Air suci, mengapa? Untuk mengingatkan kita pada janji Baptis
  2. Berlutut sebelum duduk, mengapa? Karena kita menghormati Tabernakel, dimana Tubuh Kristus disimpan. “Klo waktu Jumat Aggung, buat apa kalian berlutut?” katanya mengingat kebiasaan kita yang selalu berlutut meskipun ada atau tidak Tubuh Kristus di Tabernakel.
  3. Berdoa dulu sebelum memulai, mengapa? Untuk mempersiapkan batin kita. “Tapi kebanyakan orang telat, masih berdoa ketika Ekaristi sudah dimulai” Ucapnya sedih.
  4. Bila masih ada waktu misa belum mulai, kita harus bagaimana? “Ngobrol ma teman??” canda romo. Kita harusnya membaca bacaan yang akan didengarkan nanti, untuk apa? Agar kita siap untuk mendengarkan. “Toh orang katolik sudah dimanjakan dengan disediakannya buku perayaan ekarisiti, tidak perlu mencari di Alkitab”.
  5. Lagu pembuka, fungsinya? Mengiringi petugas Liturgi dan Imam yang datang. Tujuannya? Untuk mempersatukan semua yang hadir, baik seluruh umat dengan perayaan ekaristi. “Jadi seharusnya semua umat ikut bernyanyi dalam lagu pembukaan, dan lagunya harus dikenal oleh semua umat” Romo juga mengharapkan umat membawa puji syukur. Sampai kapan lagu pembukaan dinyanyikan? Sampai Romo dan petugas sudah siap memulai Ekaristi. “Klo sudah siap, tidak perlu dinyanyikan semua bait”.
  6. Berdiri, mengapa? Untuk menghormati Tuhan yang hadir dalam pelayan Ekaristi, khususnya Romo.
  7. Imam membuka dengan tanda Salib, mengapa? Kita dipertegas bahwa kita dipersatukan dalam nama Bapa, Putra dan Roh kudus.
  8. Doa pembuka/ Kolekta, Artinya? Mengumpulkan. Semua doa permohonan kita dikumpulkan dan di haturkan pada Tuhan. “Tidak selalu di bacakan di depan altar, tetapi yang penting didoakan dalam hati” begitu Romo menjelaskan tentang intensi Misa.
  9. Mazmur, lagu antar bacaan yang nyambung, bukan hanya lagu asal comot dari tempat lain. Karena memang lagu antar bacaan itu disudah disusun secara resmi oleh Gereja.
  10. Bait Pengantar Injil tidak selalu Alleluya.
  11. Puncak Liturgi Sabda adalah Injil bukan Homili.
  12. Persembahan, ada lagu tapi hanya untuk mengiringi perarakan persembahan.
  13. Puncaknya itu Doa Syukur Agung bukan doa Bapa Kami.
  14. Salam damai, perlukah? Salam damai adalah untuk membagikan damai sejahtera hanya kepada teman di samping kanan, kiri, depan, belakang, lalu kembali hening. Hal tersebut tidak perlu Romo memulai mengatakannya. Tapi tidak boleh jika salam damai diberikan pada teman dari ujung depan ke belakang. Hal itu akan mengganggu konsentarsi untuk hubungan intim dengan Tuhan.
  15. Waktu Romo mengangkat Hosti, harus bagaimana? Tataplah Hosti yang terangkat, katakan “ya Tuhan dan Allahku”, hormati itu, karena hal tersebut adalah sarana perjumpaan dengan Tuhan.
  16. Komuni, apa itu? Kita mau menerima Tubuh Tuhan yang sudah dibagikan. Kita sudah disatukan dengan umat semuanya.
  17. Perutusan, “Perayaan Ekaristi sudah selesei, pergilah Kamu diutus”, berarti apa? Kamu diutus mewartakan apa yang telah kamu dapat dalam Ekaristi untuk menyebarkannya pada sesama. “Berarti ada perubahan hidup, mau bersatu dengan Tuhan dan sesama”
 Selain itu, Imam juga tidak sembarangan memberikan misa, setiap Ia mencium kitab Suci, itupun ada perkataannya yang intinya kita semua yang mendengarkan ikut diselamatkan. Betapa Skaralnya perayaan Ekaristi itu hingga, saat Hosti yang jatuh, terkena kotoran, hosti itu harus dicairkan, lalu sudah berisfat materi yang berarti sudah hancur. Dan airnya bekas hancuran hosti itu, harus dibuang dalam sumur khusus. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan Hosti pun tidak sembarangan, tetapi sama dengan apa yang dilakukan Yesus dulu.
Tapi harus diingat juga, bahwa kita mengenal Tuhan tidak hanya berhenti dalam Perayaan Ekaristi saja. Semoga setelah membaca ini, anda juga semakin sungguh-sungguh menghayati perayaan Ekaristi. God Bless..(VQS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar