Rabu, 28 Mei 2014

Memilih Pilihan yang Sulit

Kalau kamu tidak mengalami kesedihan, bagaimana kamu tahu Akulah penghiburmu?
Kalau kamu tidak mengalami kelemahan, bagaimana kamu tahu Akulah kekuatanmu?
Kalau kamu tidak berbuat salah, bagaimana kamu tahu Aku itu pengampun?
Kalau kamu tidak mengalami kesulitan, bagaimana kamu tahu Akulah penolongmu?
Kalau kamu sudah sempurna, tentu kamu tidak membutuhkan Aku lagi..
Semua yang ada dari padaKu adalah yang terbaik..
Kemarin malam aku membaca kata-kata ini, dan tadi pagi aku diingatkan oleh Tuhan, bahwa kenyamanan yang kamu alami hanya akan membuatmu semakin masuk dalam ikatan dunia. Menyelamlah dalam pilihan yang sulit agar kamu menemukan Tuhan didalamnya.
Akhir-akhir ini, aku benar-benar menikmati hidupku. Apalagi waktu mama datang, makan terus diluar, makan bebas pilih yang aku suka. Ada HP baru yang cantik dan menawarkan banyak games seru. Ada juga baju baju oke, jalan-jalan, liburan, sejenak tidak terlalu memikirkan TAku dan juga pelayanannku, bener-bener deh aku menikmati waktuku. Tapi aku merasa semakin jauh.
Aku merasa aku harus kembali dengan memilih pilihan yang sulit. Karena lewat penderitaan, kamu bisa berpaling dari ikatan dunia dan bergantung pada Tuhan. Maka sebelum kena hal-hal sulit, yaitu ditinggalkan Tuhan, aku mencoba untuk mengambil pilihan sulit hari ini.
Aku belum ingin bangun pada paginya, tapi aku bangun. Aku memutuskan untuk mengahpus salah satu games kesukaanku di hpku. Aku juga memutuskan untuk bersepeda, karena aku sudah lama malas bersepeda, setelah bisa motor. Aku memompa ban sepedanya, yang kemarin –kemarin aku malas melakukannya. Dan ternyata bannya malah gembos parah. Aku membawa sepeda langsung ke tukang tambal ban meski aku tau besok-besok bisa kulakukan. Aku memutuskan menunggu orangnya membenarkan ban sepedaku meski menunggu adalah hal paling membosankan sedunia. Aku memutuskan untuk bersepeda mengambil hasil cetakan buat dipajang diperpus, meski harusnya bisa minta tolong orang lain, minimalnya menemani dengan motor. Aku tetap harus memanggul tas yang begitu berat karena aku membawa revisianku kemanapun, dan mencoba mempersembahkannya untuk Tuhan. Aku mencoba untuk tidak jengkel ketika teman-teman tidak serius untuk membuat prakarya ini, meski aku tau ini bukan kerjaanku seorang tapi bersama-sama.
Tidak mudah melakukan perjuangan ini seharian. Ada keinginan untuk terus melawan, menawar, dan mengeluh. Ingin rasanya marah-marah karena ini adalah perjuangan melawan diri sendiri. Tapi kembali tekad hari ini adalah memilih pilihan yang sulit, agar diri ini tidak memanjakan diri sendiri, agar kedepan bisa menjadi orang yang lebih baik.
Nah dan hari ini, Tuhan kasih aku hadiah. Aku merasa senang sekali. Ada temanku yang cerita temannya yang merasa terberkati dalam persekutuan kecil. Awalnya aku sama sekali merasa persekutuan itu memburuk, dan aku merasa gagal. Tetapi di balik itu banyak hal yang Tuhan sudah perbuat sehingga ada yang merasa terberkati. Kadang setelah ngomong panjang lebar, berbicara di depan, rasanya begitu buruknya sehingga aku merasa gagal terus. Tapi memang beberapa ga ungkapin hal tersebut, tapi yang penting kita sudah lakukan yang terbaik. Hingga saat ini aku merasa ga layak, “siapa aku ini Tuhan?”, sampai Engkau mengasihi aku dan melakukan perbuatan tanganMu dalam hidupku.
Aku merasa, pengorbanan, pilihan yang sulit membawa pada kedekatan kembali pada Tuhan.

Minggu, 04 Mei 2014

Pelajaran Arung jeram

Tepat minggu yang lalu, aku pergi rafting dengan teman2 kosnya adikku yang juga banyak teman2ku. Dalam perjalanan aku sangat berharap agar nanti saat bermain, tidak hujan. Tapi aku terus teringat bahwa kita ga boleh memerintah Tuhan, jadi ya aku ganti doanya “Tuhan klo Engkau berkenan, biarkan rafting ini dalam suasana yang cerah”. Tapi Puji Tuhan sekali, Tuhan lebih tau yang terbaik untuk kita. Saat kita rafting, cuaca menjadi hujan, dan memang ternyata saat hujan lebih seru daripada ga hujan. Air rafting bisa mengalir lebih lancar dan permainan bisa menjadi lebih seru.




Aku mengawali rafting ini dengan doa, dan aku masih ingat doaku paling lama diantara mereka, Cuma berkata “Tuhan terima kasih telah mengijinkan aku menikmati ini, dan biarkan aku boleh menikmatinya dan bermain dengan selamat”. Dan benar, aku sangat menikmati rafting ini. Setiap tikungan dan jeram, aku bisa teriak. Menikmati suasananya. Aku juga sangat senang bisa berada disana, pingin lama2 disana. Saat perahu dibawa aliran air yang deras, saat bisa melihat permandangan yang indah selama perjalanan (goa kelelawar, air terjun, pepohonan dan suasana alam), saat jeram membawa mu jatuh dari tempat duduk, saat ada berbagai pohon dan batu yang menghalangi. Bagaimana menggambarkannya ya, yang pasti adrenalinku bisa terpacu disana. Lalu sampai jeram terakhir, aku jatuh dari perahu. Dan itu berlangsung sepersekian detik, lalu aku ditarik orangnya dan kembali ke perahu. Menurutku itu seru! Bahkan aku pikir semuanya pasti diputarbalikkan seperti itu. Tapi ternyata Cuma aku yang tidak sengaja terjatuh, dan orangnya segera menolongku. Guidenya sampai minta maaf terus takut karena setelah melewati tempat itu, arusnya bergitu deras dan berbahaya. Klo aku ga segera diselamatkan aku akan terbawa arus tersebut.
Sama, seperti saat aku mengalami masalah. Semuanya telah aku mulai dengan doa. Lalu hidup ini akan membawaku pada banyak jeram masalah hingga aku terjatuh. Arus kehidupan ini akan membawa pada banyak jeram tajam, banyak batu terjal, masalah yang bikin kita teriak-teriak. Tapi percayalah, Tuhan pasti menolong, karena sudah doa di awal. Yang ada malah aku menikmati prosesnya. Jadi bila khawatir soal ga dapet Romo, Lomba futsal ga ada kostum, acara ga beres, keuangan menipis, skripsi bisa maju ga, perasaan teromabang-ambing, kesulitan dimana-mana, sudah mulai dengan doa belum?klo sudah, silahkan nikmati prosesnya.. J