Turut berduka dan bersedih,
with warmhug, viki..
silahkan dibaca cerpen sederhana ini...:)
“Tuit..tuit…Dilaporkan, pesawat QZxxx rute Surabaya-Singapore
yang seharusnya tiba pukul 8.05 pagi telah hilang kontak dari perairan Belitung
hingga saat ini, pihak SAR Indonesia terus berupaya melakukan pencarian hingga
saat ini..”
…
Aku terbangun pusing, seluruh badanku terasa begitu sakit. Rasanya
aku telah tertidur lama.
“ibuuuu..” suara anak kecil yang berdiri didekatku
mendengung didekatku.
“ibuuuk..ibuuuk..” serunya lagi sambil berlari menjauh. aku
berusaha mengumpulkan tenagaku untuk menegakkan badanku. Semua masih nampak buram
didepan mataku. Seorang wanita paruh baya yang baru datang kehadapanku
menahanku bangun “istirahat dulu aja non” begitu katanya. Aku mengumpulkan
seluruh tenagaku dan bertanya “dimana aku?” suara itu sangat serak, aku tidak
yakin dia mendengarku.
“kamu ditemukan bapak waktu bapak sedang mencari ikan..”dia
tetap menjawabku.
Aku mengerutkan kening berusaha mengingat semuanya. Aku
sedang akan berlibur ke Singapore! Ya ampunn dimana akuuu sekarangg.. aku berada
dalam pesawat, aku sedang melihat kejendela, memandangi kagum deretan awan dan
membayangkan orang-orang yang ada dibawah. Lalu tiba-tiba pesawat bergerak
begitu cepat kebawah dan aku tidak ingat apa-apa lagi. padahal ini liburan
pertamaku dengan calon suamiku, dan keluarganya dan… tahun depan kita akan
menikah. “Dimana awiinn?” tanyaku panik ketika mengingatnya..
“hanya kamu yang ditemukan bapak, mungkin yang lain sedang
diselamatkan dipulau-pulau lain, disini daerahnya berupa banyak pulau”
Aku tak tahan menahan tangis, mengingat aku sendirian disini,
di tempat asing, dan aku takut kehilangan mereka. sang ibu tadi mengelus
kepalaku lembut, “sudah semuanya akan baik-baik saja”, sedangkan anak perempuan
kecil disampingnya hanya duduk terdiam memandangku tanpa berkedip. Tak lama ibu
itu membisiki sesuatu pada anak kecil itu dan meninggalkanku.
Aku tak ingin bangun.. aku ingin bertemu merekaa.. seruku
dalam hati yang membuat tangisku semakin meledak. Anak kecil itu terus
memandangku . tapi aku tak peduli aku ingin menangis sejadi-jadinya. Setelah lelah,
aku memutuskan untuk memaksakan diri bangun dari tempat tidurku. Aku memandang gadis kecil di sampingku yang
terus melihatku tanpa berbicara apapun. Aku berusaha tersenyum kecil padanya
dan menyapanya “terimakasih ya..”
“iyah..” “mbak sudah tidur seharian..bapak datang bawa mbak
kesini langsung kita bingung apa yang harus dilakukan, untung mbak sudah sadar”ternyata
dia bukan anak yang pendiam.
“sri,ayo ajak dia makan..”kata ibu tadi. Mereka membantuku
berdiri dan menuntunku keruang makan. Rumah ini begitu sederhana, alasnya masih
berupa tanah, dindingnya bata putih yang tidak dicat. Ruang makannyapun sangat
sederhana, mereka meletakkan makanan dibawah yang dialasi tikar tenun. ada nasi
yang cukup untuk kita ber4 dan 1 ikan besar. Aku yakin itu makanan yang terbaik
yang sudah dihidangkannya untukku. Karena aku liat di tv bahwa betapa susahnya kehidupan
ditempat pinggiran.
“mari makan, kita Cuma punya ini” kata sang ibu. Dia mengambilkanku
nasi. “silahkan ambil sendiri lauknya” aku tersnyum kecil, ternyata aku sangat
lapar. Tapi mereka bahkan membiarkanku mengambil lauknya duluan. Aku makan
dengan lahap dan mereka menawarkanku untuk tambah, padahal sang ibu dan anak
tadi Cuma ambil makanan sedikit sekali. Aku menduga mereka berhemat supaya aku
bisa makan lebih. Aku menahan diri dengan berkata ‘tidak’.
Aku merasa beryukur sekali karena aku masih diberi
kesempatan hidup. Ada orang yang mau menolongku bahkan memberikan yang terbaik
untukku. Mereka merawatku dengan baik dan menjagaku disini. Pasti keluargaku
sedang berdoa untukku disana.
“aku ga bisa melaut dek, ombaknya gede..tunggu disini aja,
sampai semuanya reda nanti bapak kasih tau orang-orang di pulau sebelah..”
“iya pak, terimakasih banyak..” saya tersenyum, berharap
bisa segera bertemu mereka.
…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar