Kamis, 24 April 2014

Kuasa Doa "Salam Maria"

Tadi di SEP ada kejadian dimana ada orang yang kerasukan gitu. Aku baru pertama kali kehadiran secara langsung. Pembelajaran tentang doa pelepasan yang pernah aku dapat, membuatku tidak merasa terlalu kaget, meski itu baru pertama kali aku liat secara langsung. Ada 1 orang yang mendoakan dan memimpin doa pelepasan ini, dan kami hanya membacking. Kami membackingnya dengan doa ‘Salam Maria’. Pemimpin kami berkata bahwa “Kamu anak Tuhan, harus dilawan” lalu tidak lama anak itu menjadi sadar.
Yang aku mau sharingkan adalah, tadi aku tiba2 teringat akan kuasa doa Salam Maria. Sudah berulang kali aku mendoakan doa ini, dan aku merasakan adanya bantuan. Ya ketika kita berdoa lewat bunda Maria, bunda Maria membantu kita mendoakannya pada puteraNya, Yesus. Dan karena sifatNya yang keIbuan, jadi Dia sering ga tega liat kita, lalu bantu kita mohon pada puteraNya. Aku seringkali mendoakan hal ini, dan bener, Tuhan bantu, ni beberapa contoh yang aku ingat..
1.       Doa Salam Maria di SEP ini tadi barusan, yang bisa membantu membebaskan jiwa orang.
2.       Aku dulu pernah ikut kepanitiaan Bakti sosial. Dan parahnya pagi waktu hari H aku bangun kesiangan, sudah banyak miscall di hape ku tidak ku jawab. Dan akhirnya temanku sendiri yang datang mengetuk pintu kosku untuk membangunkanku. Dan akhirnya aku bangun lalu berangkat. Aku takut sekali waktu itu, karena mereka menjadi telat berangkat cuma karena menungguku. Aku takut dimarahi, aku takut acaranya jadi rusak karena aku. Maka selama perjalanan, aku berdoa “Salam Maria” memohon kemurahan Tuhan sebagai ganti permohonan maaf yang tak terucapkan, dan.. aku sama sekali ga dimarahi, ga disinggung, acara bisa berjalan dengan baik. Syukur kepada Allah!
3.       Aku menjadi penuh tanggung jawab dan khawatiran ketika aku dikasih tugas menjadi koord akan sesuatu, misalnya waktu Welpar dulu, aku pernah disuruh jadi koord sie Acara. Aku takut semuanya ga berjalan dengan baik. Sehingga aku berdoa salam Maria dan berbahasa roh waktu itu. Dan puji nama Tuhan, acara berjalan lancar, dan Awesome! Semua merasa ada sukacita disitu. Dan bukan hanya acara itu saja aku ditolong.. terlampau banyakk aku mendoakan agar acara bisa berjalan dengan baik dengan berdoa “Salam Maria” dalam hati, dan acara dilancarakan, atau apabila acara yang kurang persiapan, Tuhan bantu.
4.       Waktu aku mau persentasi juga aku kadang kalo kalut, aku berdoa “Salam Maria” dalam hati sebelum maju. Tau kan dulu waktu SMP aku selalu remidi Bahasa Indonesia, dan bawaan gugup itu masih ada hingga sekarang. Tapi dengan berdoa itu, aku dibantu, dibuat lebih tenang, dan semakin percaya, klo Tuhan akan bantu. Dan benar, persentasiku yang mungkin biasa saja menjadi luar biasa karena campur tangan Tuhan.
5.       Waktu dijalan, saat aku pulang malam, atau saat aku gatau jalannya. Saat aku awal2 bisa bawa motor. Aku selalu berdoa dalam hati. Aku pernah mendapat pengajaran “Santa Maria bunda Allah, doakan aku(viki) yang berdosa ini”, sebut secara spesifik, dapatkan feelnya, dan pasti akan ada ketenangan dan kekuatan. Klo pulang malem sendirian, ada orang yang aneh2 lewat di sampingku, mereka seakan lewat begitu saja. Aku merasa ada malaikat penjaga yang berdiri dibelakangku, melindungiku.

Sebenarnya banyak kali aku takut, aku berdoa “Salam Maria”, apalagi untuk orang yang gopoan kaya aku. Banyak kali aku merasa feeling ga enak, aku berdoa “Salam Maria”. Saat aku dalam kesusahan, aku pasti minta tolong kepada Bunda Maria supaya terus doakan aku supaya kuat dan mampu melaluinya. Dan Bunda yang baik itu senantiasa sabar membimbing aku dan mendoakan aku. Dia selalu membawa aku dekat dengan puteraNya. Dia sangat menyayangi puteraNya, dan ingin setiap orang juga menyanyagi puteraNya. Sebab Dia adalah seorang ibu. Yang penting jangan mendewakan bunda Maria, karena Bunda Maria pun akan sedih bila yang utama bukan PuteraNya. Berdoalah pada Bunda Maria, supaya kamu lebih kenal akan puteraNya. 

Selasa, 15 April 2014

Pernah terpikir kenapa orang gila bisa jadi gila?

Pernah mikir ga, kenapa orang gila bisa jadi gila? Mereka pasti punya alasan.. mungkin dunia yang terlalu kejam padanya, hingga mereka tidak kuat menananggung beban itu.
Tadi aku kan ke toko nya papa. Ya biasa bantu jaga klo malem. Malem papa masih sempetin buka toko, soalnya justru kadang langganan lebih suka beli waktu toko mereka tutup, waktu malam.
Nah pas aku jaga ada pelanggan yang namanya kaji mona. Aku bakal ga tau lak dia stress lak ‘em ga crita. Beberapa keunikan yang aku dapet :
1.       Dia suka banget nyanyi. Aku awalnya berfikir dia adalah orang normal, begitu tau dia menyambut mama hangat.
2.       Setelah di kasih tau em, aku mulai menyadarinya, “iya ya..emang agak ga normal tingkah e..isa nyanyi2..campur sarian..” ya masio aku pun kadang diem2 isa nyanyi2 dewe..ups!
3.       Katanya papa, dee dulunya kaya, punya toko besarrr... wahh.. Luar biasa..tapi sayangnya itu dulu.
4.       Begitu tau dia bilang lak dia ga punya anak, aku turut prihatin.. aku mencoba berfikir, apa dia juga ga punya suami?
5.       Waktu ngeliat kji Ana, dia bilang “enak sana, bangun ada sing ngoncoi, lah aku ndak duwe anak, ndak duwe bojo” tapi sambil ketawa. Memprihatinkan.
6.       Tapi aku liat, dia semangat banget... dari awal sampe akhir ga berhenti crita, ketawa, nyanyi2. Dia ngomong semua apa adanya ceplas ceplos, tanpa ada beban, semua yang seharusnya membuatnya menderita ia ceritakan dengan tertawa, luar biasa! Kadang tidak berfikir (*jadi orang gila) itu mengurangi kepahitan hidup.
7.       Yang bikin dia bisa disebut gila itu karena dia bersikap aneh. Ga ada apa-apa nyanyi, nge mc, ngedakwah, ngajak ngomong engkong(almrhum). Ngaku2 sebagai pacarnya pula. Terus manggil pak Hari dengan ‘sayang’. Cerita terus tiada henti, “aku lak nyanyi pake kaca mata item, jadi lak nangis biar ga keliatan, kan biar menghayati gituu”
8.       Ngakak waktu ngomong sama papa gini,
 “Oei, anakmu tak pek e satu ya..”(mksud e sinyo)
“ya ambilen” sambil ketawa tentunya.*
“nak kamu ikut bunda ya..” dee bilang gitu ke sinyo.
Sinyo yang membalas dengan lirikan+cengiran, langsung di nyanyikan mbe dia, “lirikan matamu menarik hatii..” +dengan gerakan dan senyuman nyanyian.
Wuakakaka... mungkin nyanyi gitu dalam batas yang wajar itu bisa masih dikategorikan normal, tapi ini ada tahu pun dinyanyiin.
9.       Nah yang aneh, dia itu taat banget beragama lohh.. dia bisa menirukan gaya2 dakwah di tivi. Dia juga selalu menyebut nama Tuhan sebagai Tuhan yang besar.
10.   Dia juga berkata, “lak sana ada suami, lak aku mbe sapa? Ya mbe gusti Allah..” dia masih ingat Tuhan. Tuhan lah yang masih memeliharanya. Dia ndak punya siapa-siapa kecuali Tuhan. Meski orang lain tertawa melihatnya, mengejeknya, tapi dari penampilannya, semua cara hidupnya, semua masih terpelihara dengan baik, itu Tuhan yang jaga dia.
11.   Aku di kasih tau mama yang sebenarnya, mama tau dari dia langsung. Dia itu menikah sama bapak2 kaya, yang beda umurnya cukup jauh. Waktu bapaknya itu meninggal, mereka ga punya anak. Karena kaya, hartanya jatuh ke tangan nya tentunya. Tapi saudara kandungnya sendiri (aku lupa adik atau kakaknya) merebut harta kekayaannya itu. Bahkan mengusirnya. OMG!
12.   Mungkin kisah itu yang membuatnya jadi begini. Dia dan kehidupan dibaliknya.
13.   Sekarang katanya sih dia buka toko, ndak pake tenaga pembantu. “lak pembantu mau pulang ya pulango.. wong mreka punya bojo, anak seng diurusi.. lah lek aku sapa sing ta urusi?” lagi-lagi dia membahas itu.
14.   Toko yang dijalankannya aku ga tau segede apa, tapi dia buka setiap hari nonstop. Hari libur juga buka. Apa yang dia cari di kehidupan ini slain duit?~ katanya, seminggu bisa setor 10 juta. Wow.. luar biasa...


(ditulis tahun 2011) 

Setiap detik setiap waktu Kau perhatikanku (sharing menolong saat ban kempes)

Kau Bapa yang baik, Slalu besertaku...
Setiap detik setiap waktu keprhatikanku..
Kau Bapa yang baik ku mengasihiMu..
Kau Bapa yang setia, Selalu menjagaku..
Kau angkatku bila ku jatuh, Kau menopangku
Kubrikan syukurku, Buat kebaikanMu
Kubrikan syukurku, Buat pertolonganMu
Sbab Kau jadikanku berharga dimataMu
Kau Bapa yang baik, ku mengasihiMu…
Pernah denger lagu itu? Aku mau sharing.. aku suka lagu diatas. Klo sebelumnya aku hanya suka menyanyikannya, tapi aku sekarang percaya bahwa setiap kata dalam lagu itu adalah BENAR.
Jadi waktu hari sabtu entah bulan apa, aku ada pengisian tim untuk komunitasku ditempat yang agak berjauhan. Dan aku mendapat tugas untuk menjemput temanku dengan motor. Aku baru bisa naik motor dan memang belum paham benar tentang motor. Apalagi itu motor punya adikku.
Setelah aku berhasil menjemput temanku, aku merasa laju motor ga bisa dikendalikan, dan ketika aku mengecek ban motor memang ternyata kempes. Dan parahnya, saat itu aku ada di puter balik jalan besar MER. aku Cuma bisa menarik nafas panjang mengetahui jawaban dari tukang yang membantu menyebrangkan belokan bahwa tambal ban adanya di tikungan ubaya, atau arah satunya lebih jauh lagi. Aku tidak ada pilihan selain mendorong motor itu kearah tikungan yang Ubaya. Dan itu berarti aku harus menempuh perjalanan yang jauh, ditambah disana ada tanjakan seperti bukit. Jujur, aku sebenernya ga kuat dorong motornya adikku. Dan temanku yang telah kujemput lebih kurus daripada aku tidak mungkin membantu banyak. Untung dia tidak mengeluh karena banku yang bocor ini. Dan Untung aku kenal Tuhan, dan Roh kudus telah pimpin aku saat itu untuk berpikir positif, Ia menghiburku dengan berbagai kata2 rohani yang aku sudah dapatkan seperti “Tuhan tidak pernah kasih cobaan melibihi kekuatan anakNya”, lalu pikir ”ini itungan e jalan Salib”, “Masih ringan sepeda motor ini daripada salib Yesus dulu”.
Aku jalan sedikit rasanya sudah mau nguling terus karena ga kuat,. aku terus mengalahkan keluhanku dengan bantuan Roh kudus itu. Dan..tidak lama.. ada mobil luxio putih berhenti setelah melihat kearahku. Salah satu penumpangnya turun, dan menanyakan keadaan motor kita. Dan menawarkan bantuan. Hal pertama yang aku pikirkan aku senang tapi juga takut, klo orang itu mau nipu gimana.. tapi yang nyetir itu langsung turun dan meyakinkan kita klo mereka mau nolong kita.
Motorku diangkutnya didalam mobilnya. Yang aku pikirkan ketakutan seperti “motor mu mau di bawa lari, dsb”, saat itu aku cuma dapet “Tuhan tidak akan kasih cobaan ke anakNya melebihi kekuatannya” klo Tuhan biarkan suatu hal terjadi hal buruk sekalipun itu pasti sudah direncanakanNya dan atas seijinNya. Dan ternyata orang itu emang mau nolong, kita dibiarkan naik, dan diantar ke tukang tambal ban. Dan puji Tuhan banget, coba klo jalan, aku pasti cuma bisa melongos karena tukang tambal ban yang aku akan tuju itu tutup. Jadi orangnya itu bantu untuk mencarikan tempat tambal ban lain sampai ketemu, dan yang dekat dengan tempat tujuanku (tempat pengisian). Setelah mereka membantu menurunkan motorku, aku mau memberinya uang sebagai ganti rasa terima kasihku. Tapi ternyata dia menolak dan berkata “aku tidak terima uang, aku pendeta, kamu lakukan hal yang sama yang ke orang lain yang membutuhkan bantuan aja sebagai balasannya..” aku tak henti2nya berterima kasih pada orang baik itu.
Kubrikan syukurku, Buat kebaikanMu
Kubrikan syukurku, Buat pertolonganMu
Aku merasa bersyukur sekali sama Tuhan. Klo setiap detik dan setiap waktu benar-benar, Dia memperhatikan aku. Saat aku susah Dia datang menolongku dengan mengutus anakNya, yaitu pendeta tadi untuk membantuku. Terbukti banget Tuhan selalu jaga dan memperhatikan aku setiap saat, sehingga selalu sigap menolongku.
Dalam hati aku berharap agar aku bisa sharing tentang kebaikan Tuhan ini, dan benar, saat datang ke pengisian masih lagu syukur yang juga menyanyikan lagu tadi ini. Lalu aku bisa sharingkan kebaikan Tuhan ini. Benar2 ajaib. Benar-benar Tuhan itu selalu memperhatikan aku, anakNya. Meskipun aku katolik aku percaya bahwa setiap orang yang taat sama Tuhan pasti digunakanNya untuk alat kemuliaanNya.

Kau Bapa yang baik, ku mengasihiMu…

Selasa, 01 April 2014

Senantiasa di proses

Kali ini adalah mengenai retret by Your blood purify my life yang diadain uk3 teresa avila,komunitasku. Meski aku sudah berkali kali ikut retret, aku masih harus belajar banyak hal, ya karena emang betul yang dikatain waktu sesi PRK(Pencurahan Roh Kudus): “Mengenal Tuhan ndak pernah ada habisnya, meski berapa tahunpun ikut Tuhan, masih selalu belajar untuk mengenalnya..”. dan inilah sedikit curhatanku :
a.       Cukup kesel karena ternyata banyak yang kerja e masih kurang2, jadi suka protes2. Karena emang sudah sering ikut panitia retret, jadi rasae buanyak gitu yang kurang. Jadi ngerti perasaan e mereka cece2 yang suka protes liat kita kerja e banyak ga benere, dan memilih untuk membatasi diri untuk membantu. Aku merasa, kadang emang proses belajar yang paling baik adalah dengan terjun langsung. Jadi sebisa mungkin, bersikap seperti orang tua yang baik, bilangi yang bener yang kamu tau, tapi kemudian harus percaya pada mereka.
b.      Aku bisa belajar lebih peka, dan percaya. Ternyata banyak doa itu emang bikin lebih peka. Ada yang sepertinya dengan erat menahanku. Yang bilang macem2 tapi suaranya begitu pelan. Ingetkan aku untuk melakukan sesuatu. Seperti misalnya waktu aku hbis PRK, ada yang bilang dari dalam hatiku untuk turun cepat-cepat dan perasaanku jadi ndak enak. Tapi aku ditahan arek-arek. Dari panitia ndak ada yang ngajak ngobrol peserta e untuk bisa sharing apa yang mereka dapetkan waktu PRK. Soale yang mau sharing nde depan cuma dikit aja, dan ndak semuanya berani untuk cerita didepan. Makanya aku ajak mereka ngobrol, dan alhasil, aku diajak foto-foto juga.  Dan ndak turun waktu bakaran.
c.       Aku selalu mengutamakan agar orang-orang bisa mengenal Tuhan. Aku mencoba mencontoh sikapnya Tuhan yang murah hati. Asal orang itu mau kenal Tuhan lebih dalam pasti dikasih jalan. Yang penting itu acaranya bisa berjalan baik kan? Yang penting semua orang kenal Tuhan kan? Klo yang terbaik membutuhkan biaya lebih pun, tetap yang penting adalah kasih yang terbaik kan? Biaya? Aku tau Tuhan itu ga mungkin tinggal diam klo Cuma karena masalah hal kecil kaya gitu. Aku tau retret ini acara e Tuhan dewe, klo uang kurang itu, Tuhan pasti nyukupin. Lagian aku sudah hitung-hitung klo dana e kita itu lebih. Meski dari BEMUS itu belum turun, kenapa kita gamau murah hati sedikit sih? Kenapa mikir klo ini kurang terus? Bahkan saat Yuli mau ikut buat gantiin yang sudah di bayar itu masih juga diitung ternyata bisa dibatalin harusnya. Yuli itu pernah cerita sama aku, klo dia pingin ikut, Cuma lagi ga ada biaya, karena sudah keluar uang banyak untuk studi apotekernya. Dan yang aku pikirkan Cuma itu, klo Dia ingin ikut pasti ada cara. dan ketika tau ternyata satu e emang beneran gamau ikut, aku dengan sigap menawarkan yuli buat ikut retret. Dan emang sebuah kesalahanku karna ga Tanya dulu sama ketuanya. Dan ndak ada konfirmasi sama semua panitia.tapi yang kufokusin adalah supaya orang itu juga bisa merasakan kemurahan e Tuhan juga. Dan ternyata aku malah dianggap melakukan kesalahan, karna sebenere mereka masih butuh uang untuk bayar wisma ne buat cece2e pembicara. Semua itu demi panitia ga bayar. OMG.. aku merasa terhakimi di retret, tapi aku bersyukur masih ada kharisma yang mau dengerin aku. Setidaknya itu membantuku mengungkapkan perasaan takutku.
d.      Selama perjalanan e kepanitiaan, memang ada beberapa naik turunya. Aku sekarang mengerti perasaanya Christo yang dibilang ga enak, dan emang susah untuk pulih. Emang bener banget, kata-kata menyakitkan itu tetep seperti paku yang ditancapkan trus wktu dilepas itu masih membekas. Bener yang dikatain lita emang ga tega untuk marahin orang. Tapi bener Christo itu memang banyak menghilang sih, emang perlu orang-orang yang berani menegurnya dengan baik. Makanya kadang aku lebih suka ngomongin di belakang, karena aku mangkel banget, jadi perlu orang untuk cerita kemangkelanku, dan ndak pingin orang itu jadi terluka karena aku lagi marah. Selain itu, aku ngomongin orang ke orang lain itu karena bingung caranya ngomongin ke orang yang salah, harus diomongi kaya gimana cara e supaya orang itu mau dengerin kita. Tapi memang itu adalah salah, karena ketika yang salah mendengarnya dari orang lain, itu lebih menyakitkan lagi.
e.      Aku mau share in yang malam hari kedua. Aku mau cerita waktu aku dibilangin ndak enak didepan gitu, terus dimarahin sama anak angkatan bawah yang sikap e belum tentu betul, dan orang luar dari tim, itu sebetule menyakitkan banget. Aku Cuma ngomong gini sama Tuhan, “Boleh kah Tuhan, anakmu digituin?”. Aku harus belajar lebih rendah hati lagi, dan mau di proses. Aku selalu pingin bisa menangis, tapi aku sungguh ga berharap aku menangis untuk hal-hal kaya gini. Tapi aku menangis. Aku menangis mungkin saat aku terluka. Aku merasa aku sudah banyak banget bekerja untuk ukkk, aku sudah banyak banget mengorbankan banyak hal daripada mereka, dan mereka berani menegurku? Klo misalkan aku memang salah sih gak apa, tapi aku tidak merasa bahwa yang kulakukan adalah sebuah kesalahan. Cuma karena aku bilang klo ivon emang mau ikut sesi, jangan dihalangin, biarkan dia ikut sesi, karena itu penting. Dan setauku mereka bilang ya uda berdua aja bisa kok. Lalu karena aku ga gantiin ivon karena aku bilang begitu. Aku memang sudah berniat untuk gantiin ivon waktu itu, tapi aku lupa. Dan waktu aku mau turun untuk bantuin, aku disuruh sama vina”bantu atur”, ya sudah, aku bantu atur, aku lupa apa aja yang harus ku buat. Rasanya ada yang harus kulakuin tapi aku lupa. Aku bener-bener ga kepikiran, suara itu mengingatkan dengan sangat pelan. Jadi aku ga kedengaran. Tapi menurutku itu bukan hal besar yang harus dipeributkan. Mungkin itu Cuma bermaksud sebagai teguran kecil buat aku, tapi aku ga seberapa focus untuk mendengarnya dan bertanya apa maksudnya, aku beneran ndak mudeng. Dan begitu aku mudeng, aku rasanya sakit semua. Aku tau dia sendirian, dan capek mengatasi semuanya, tapi emang harus bagi tugas, aku mau ngajak ngobrol ke pesertanya juga, karena memang menurutku kelebihanku disitu. Setiap aku ngomong apa ditegur,”klo orangnya ga nyadar?”, “sebentar kok motong, tadi dibilang apa gitu” atau waktu ngomong langsung yang mana, aku beneran lupa, dan ndak tau apakah itu sebuah kesalahan yang besar baginya. Yang aku ingat cuma kata2 waktu sesi, orang banyak terluka bukan karena hal besar yang dilakukan orang, tapi dari hal-hal sederhana, seperti mengatai orang yang orang itu ga sadar. Aku Cuma teringat akan hal itu. Tapi aku terluka karena sikapnya padaku. Habis gitu, pasangannya juga memarahi aku, “kamu kok ngomong e ga pernah bener gitu seh?” dan aku beneran deg. Waktu dia ngomong gitu, pinginnya aku marah-marah, dan menatap orangnya. Aku salah? Emang apa aku omongin ini bener, dan aku pernah merasakan juga, emang aku salah? Trus aku bilang, “loh aku ya pernah jadi pemeran juga loh, aku juga pernah jadi iblis, emang aku kenapa-kenapa sekarang?”, yang bikin aku emosi itu, “dia ga percaya kekuatan doa, klo doa itu bisa membebaskan, orang dari kutuk jahat sekalipun, dari hal-hal berbahaya sekalipun, dia ga percaya, makanya takut”. Apakah aku salah? Klo aku ga salah, tapi digituin sama orang yang lagi lelah, aku beneran merasa terluka. Dan tidak sekalipun kata maaf terlontar dari mereka, hingga sekarang. Aku bersikap biasa aja. Padahal didalamnya, aku sungguh terluka. Aku sungguan ndak pernah nangis sebelumnya, aku orang yang paling jarang menangis. Jadi aku balik kamar, lalu menangis. Menangis sejadi-jadinya. Aku mohon kekuatan sama Tuhan. Supaya mampu mengampuni. Aku lalu diingatkannya akan kisah Tuhan Yesus, dimana saat Dia disalibkan, tak ada satupun orang yang berusaha menolongnya, dari orang yang pernah ditolongnya sekalipun, ga ada satupun yang menolong, semuanya malah menghujat Dia. Sedangkan aku, masih mending, saat seperti itu, masih ada lena yang marahin ”jangan marah-marah gitu dunk”, atau jojo yang menghiburku, “Sudah gapapa vik..” meski gada kata-kata yang mungkin berarti, tapi aku bersyukur karena mereka mengerti aku. Karena mengingat penderitaan Yesus itu, aku mengingat bahwa aku masih bertugas di Uk3 ubaya sebagai BCM, aku harus bersikap yang dewasa. Aku harus bersikap sebagai wonder women yang mengandalkan kekuatannya pada Tuhan. Aku tidur dan ketika bangun, Tuhan beri aku kekuatan, segala emosiku, aku luapin untuk mengasihi orang-orang disekitar. Untuk memberi mereka kasih. Aku bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa. Aku memang harus berkorban. Hanya itu yang aku pikirkan. Dan waktu doa pagi, aku putuskan untuk bantu backing. Saat doa itu memang aku masih terpkirkan oleh kejadian semalam. Emang ga mudah melakukan itu, melakukan pengorbanan, itu ga mudah, mereka pikir aku orang yang sekuat apa? Dan ternyata Tuhan sapa aku lewat doa pagi itu, Dia blg lewat lian, dia bilang “memang ga bisa nyalahin juga klo hal itu terjadi, soale emang suasananya mereka lagi capek.dan aku masih ga bisa jadi sesabar ce viki”. Aku emang butuh dimengerti orang, karena aku sebenere ga sekuat itu. Percayalah aku ga sekuat itu, aku juga menangis. Tapi lagi-lagi aku ngesok, bersikap kuat,a ku beneran ga pingin dipandang hebat, tapi ini yang kuatain pada mereka itu memang benar memotivasiku untuk semangat hari itu, “Tuhan Yesus yang menderita di kayu salib lebih ditinggalkan banyak orang, orang yang sangat dikasihinya malah meninggalkan, orang yang sudah ia tolong meninggalkan, aku masih mending masih ada orang yang mendukungku dan menghiburku, gak apa, emang harus ada yang berkorban, yang penting acara bisa berjalan dengan baik”. Tuhan mau proses aku, untuk jadi lebih rendah hati. Dalam hal inilah pengorbanan sesungguhnya. Justru inilah aku mengamalkan yang Tuhan ajarkan. Dan aku merasa, di hari terakhir semuanya berjalan lebih baik.
f.        Aku sekarang lebih banyak percaya akan perasaan kecil dari hati nurani, tanda-tanda dari Tuhan.  Saat pencurahan Roh, aku merasa tanganku benar-benar bergerak sendiri. Aku ga ngerti apa maksudnya, tapi beneran tanganku seperti dipaksa untuk terlentang, seperti saat di salib. Lalu saat sudah mau selesei, tanganku dipaksa untuk mengakatub seperti saat berdoa. Beneran tanganku bergerak sendiri, dan aku ga bohong akan hal ini. Aku semula ga pernah pecaya dan mengalami tanda-tanda dari Tuhan. Tapi sekarang ini telah terbukti padaku.
g.       Aku mulai merasa akan perubahan yang terjadi padaku. Memang benar, saat aku melekat pada Yesus, Dia ubahkan aku semakin menyerupai gambaranNya. Aku mulai menyadari, klo dulu Cuma orang beberapa yang mungkin akan ingat namaku yang pendek ini. Cuma orang beberapa yang mengharapkan kehadiranku. Saat ini, mungkin Tuhan pakai aku untuk menolong semakin banyak orang.

Memang retret ini menyimpan banyak hal yang bisa buat aku di proses lagi, tapi sebenarnya aku bisa melihat banyak sukacita juga didalamnya. Saat lagu yang dibawakan salah, justru ketawa semua, atau saat bercanda-canda tentang apapun. aku merasa banyak sukacita ada di dalam ini sebenarnya.

 Banyak saat yang aku liat ini juga satu pelayananku yang bikin Cintaku semakin mendalam padaNya. Aku ga akan takut untuk tetap menyebar kebenaran. Aku ga akan berhenti melayani dan menyenangkan hati Tuhan. Sudah hampir 4 tahun aku melayani Tuhan, dan aku selalu mendapatkan yang baru.