Karni Ilyas, apakah kalian kenal? Orang nomer satunya tv One
ituloh.. yang juga salah satu pemiliknya Tv One. Yang menjadi host dalam acara
Indonesia lawyer club di Tv One.
Beliau tadi siang, tanggal 29 februari 2012 datang ke
perpustakaan lantai 5 Ubaya, dan mengajak mahasiswa hukum Ubaya serta para
undangan lain (ada guru SMA tetangga, mahasiswa hukum universitas lain) untuk
berdiskusi mengenai jurnalistik hukum.
“Permasalahan utama kita adalah korupsi” begitu kata bang
karni mengawali diskusi ini. Selama 2jam dengan tambahan waktu setengah jam,
diskusi ini mengkritisi mengenai bagaimana daya juang media jurnalistik
khususnya tv menguak semua kasus.
Karni Ilyas mengaku telah sejak tahun 72, sambil berkuliah
di fakultas hukum bekerja sambilan dalam bidang jurnalistik. Tak heran bila dia
teranggap sebagai senior jurnalistik. Karirnya dimulai dari sctv, lalu
berlanjut di ANTV, dan mulai melejit di Tv One, bahkan mampu menaikkan rating
Tv One.
Aku akan membagikan sedikit gambaran mengenai yang aku dapat
tadi. “Korupsi di negara kita ini sudah mencapai stadium 5” begitu kerasnya
beliau mengatakan hal tersebut. Terlalu banyak kasus korupsi di negara kita
tercinta ini. Klo ditahun 92 dimulai dari kasus yang terjadi di petinggi
pertamina. Beliau menceritakan mengenai pencarian kebenarannya.
Istri muda seorang petinggi pertamina bisa memiliki
apartermen termewah dengan kelas atau tempat yang termahal di san Fransisco.
“bahkan semua peralatannya terbuat dari furnitur ukiran asal jepara”,. Setelah diusut
kembali, ternyata apartermen mewahnya bukan hanya disana aja. Ada di malaysia,
amerika, dsb, “bahkan mungkin ia sendiri lupa sama kepemilikkannya sendiri saking banyaknya”. Wow! Itu baru istri
muda. Istri tuanya bagaimana? Bang Karni sempat mengunjungi rumah sang istri
tua. “saya bingung masuk rumah itu, karena ada banyak rumah, dan semuanya
adalah miliknya. Saya bingung, mana yang ditinggali” katanya dan kontan membuat
peserta diskusi tertawa. Setelah beliau mencari tahu ternyata setiap rumah
adalah milik anak – anaknya. Karena anaknya ada 5, jadi 1 rumah untuk anaknya.
Jangan tertawa dulu, karena sebenarnya, kebiasaan korupsi
itu meluas hingga setiap aspek kehidupan. Korupsi tidak hanya melanda eksekutif
dan yudikatif aja, tapi juga mulai masuk ke legislatif. Trus klo legislatifnya
juga ikut korup, siapa yang akan menilai?
Dan virus korupsi itu meluas, hingga ke rakyatnya. Jangan
marah dulu, karena kalian, dan saya juga, ikut menikmati korupsi itu. Misalnya
yang tadi dijelaskan juga, klo pas bikin pasport waktunya seminggu, tapi kita
pasti memaksa klo bikin paspor mesti 3hari selesei, anda ndak mau tau. Caranya?
Korupsi, menyogok, dsb. Contoh lain, klo pas kena tilang, mending bayar 100rb,
dari pada ngurus di pengadilan, bukankah itu korupsi juga?
Lalu mengenai setiap pengsutan yang terjadi, “klo gitu penjara
penuh dunk?”, iya penjara sudah sangat penuh, dari salah komentar orang dinas
yang tadi pun berkata klo penjara kita sudah cukup penuh. Nah itu gimana?
Polisi seharusnya bijaksana mengenai pengusutan masalah. Ya masalah yang harus
diusut harus disertai kebijakan. Bang ilyas pun cerita klo dulu dia pernah jadi
bandar togel palsu. Setelah itu ditangkap polisi, dan polisi dulu itu bilang “
untung aku kenal papamu, klo pun aku ga kenal papamu, klo kamu ngelakuin ini lagi,
aku ga segan2 untuk memenjarakan kamu”, karena dibilangi begitu, karni mengaku
takut untuk mengulanginya lagi. “coba bayangkan klo saat itu aku ditangkap,
maka tidak ada karni yang sekarang” ceritanya.
Iya sudah, itulah yang terjadi di bangsa kita. Mendengar
diskusi ini, aku sempat mikir, klo yang bisa memulihkan negara yang stadium 5
ini adalah dengan doa, mengimani agama yang akan membimbing setiap hati ke arah
kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar