hmm.. begini, mencari soulmate emang pilihan, terserah pada kita memilih menikah atau tidak menikah.
Tuhan mw kasih jalan ke kita tentang soulmate itu 20%, sisanya 80%nya kita harus usaha mencari.
Mencari bukan berarti langsung asal jatuh cinta, cinta sesaat gitu aja, "Klo katanya hormon, 3bulan kamu akan merasa gairah luar biasa, lalu 5 tahun kamu akan merasakan cinta, lalu sisanya kamu berjuang untuk mempertahankan cinta" begitu kira2 katanya..nah klo dasarnya ga bener2, gimana caranya bisa berjuang untuk sisa waktunya yang lebih lama?
Intinya, kamu mencintai bukan karena kamu membutuhkan untuk di sayangi, membutuhkan untuk diperhatikan, tetapi justru karena kamu mau memberi cinta pada orang itu. Ciri2nya orang yang membutuhkan cinta itu ya kaya minta ditelpun terus, lek ga di telpun marah.. itu namanya membutuhkan kasih sayang.,.. tapi klo kamu memberi cinta, tidak akan seperti itu..
Karena pernikahan juga ga main-main. kamu bakal single paling lama 30 tahun, lalu sisanya 60tahun akan dihabiskan dengan soulmatemu. selama di katolik, tak ada perpisahan, tak ada penyesalan, apa yang sudah disatukan Tuhan, tak boleh dipisahkan oleh manusia. itu tandanya tidak main-main. ini menyangkut MASA DEPANMU. kamu mau hidup penuh kebahagiaan atau hidup penuh penyesalan??
klo ce iren punya sharing mengenai perjalanan cintanya hingga bertemu dengan seseorang seseorang sepelayanan, aku juga punya sharing singkat mengenai pencarian soulmate yang masih separuh jalanku ini. selama di SMP-SMA aku selalu mencari laki2 pendiam yang cool, smart, yang ga suka membicarakan cew2 didepan umum(aku takut jeles, xp). itu soale aku cari yang mirip papaku. tapi karena cow2 seperti itu yang aku cari, dengan gengsiku yang masih selangit, ya jelas ndak dapet2..haha...
lalu, selama kuliah, aku mulai meelunturkan kriteriaku itu. aku menikmati punya banyak teman, dsb. saat ada cowok yang mendekatiku, aku mulai melupakan kriteriaku, melupakan tujuan masa depanku, karena cowok itu membuat aku melayang, membuat aku nyaman untuk disisinya. aku yang kepingin pacaran, menyetujuinya. benar beberapa bulan pertama, rasanya melayang, apapun jadi merasa tidak sendirian. tapi perlahan hormon itu pudar. nah ini baru terasa semua sakit, luka, dsb. aku bodoh waktu itu, aku terlalu mudah jatuh cinta. aku hanya ingin 1.mencoba rasanya pacaran, 2. dia baik banget ke aku(pada saat itu aku belum tahu klo kebaikan itu ada masanya, itu hormon, klo lagi jatuh cinta ya dengan mudah berbuat baik, tpi klo hormon kadaluarsa?), 3. aku mau melakukan sedikit perlawanan ke ortu ku yang notabene kolot, mencari seras, seagama, dan selain itu ga layak mengikuti acara2 rasku... hmm.... tapi untungnya aku bisa lepas dari dia, dan menemukan yang baru. yang baru ini sudah seagama, tetapi kini aku baru menyadari, aku harus menyeretnya ke Tuhan, inget gimana aku maksa2 dia buat ikut PD katolik? aku baru tau, kita harus cari yang sepadan, suamimu nanti adalah patnermu, bukan kamu bermaksud klo sudah menikah nanti kamu mau merubahnya, "kamu mau menikah bukan mau mengkotbahi", jadi carilah patner yang bisa melengkapi menghadapi hidupmu yang masih panjang itu. jadi ganti yang baru ini ternyata sudah punya pacar juga. aku bersyukur juga, karena Tuhan tetap punya rencana yang terbaik untukku. dan sisanya, cuma datang dan pergi gitu aja. mungkin karena aku sudah jadi lebih selektif dari dulu. ini menyangkut hidupku, ga coba2 lagi, masih banyak waktu untuk memilih yang terbaik untukku.. supaya Tujuan Hidupku bisa tercapai : hidup bahagia bersama keluarga, membesarkan anak2 yang akan menjadi penerus, membesarkan anak2 yang akan dipakai Tuhan luar biasa.:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar